Pengalaman Berkunjung ke Kantor Google Irlandia Sekaligus Menjelajahi Keindahan Dublin
Tahun ini (2025) jadi salah satu momen paling berkesan dalam hidup saya, bisa berangkat lagi ke luar negeri atas undangan resmi Google. Setelah sebelumnya sempat mengunjungi Kantor Google di Singapura (2022) dan India (2024), kali ini tujuan saya adalah Dublin, Irlandia, untuk menghadiri acara resmi Google pada 08-10 Oktober 2025.
Perjalanan saya dimulai sejak 06 Oktober dan berakhir 12 Oktober, dengan rute panjang dari Bandar Lampung - Jakarta - Doha, Qatar - Dublin, Irlandia dan kembali dengan rute yang sama. Semua biaya mulai dari tiket pesawat pulang-pergi, penginapan, hingga makan dan transportasi ditanggung langsung oleh Google.
Persiapan dan Drama Pengurusan Visa
Bagian paling mendebarkan justru terjadi sebelum berangkat, yaitu saat pengurusan Visa Irlandia. Saya mulai mengajukan visa sejak Agustus, tapi sempat tertahan karena dokumen sponsor dari Google seperti Undangan, Pemesanan Hotel, dan Tiket Pesawat pulang pergi datang agak telat. Ini sempat bikin deg-degan karena tanpa dokumen itu, proses tidak bisa lanjut.
Untungnya tim Google Irlandia langsung turun tangan, mereka menghubungi Kedutaan Irlandia di Indonesia untuk membantu mempercepat proses, dan akhirnya Visa Irlandia saya terbit di akhir September, mepet tapi selamat!
Buat kalian yang ingin ke Eropa, apalagi untuk acara resmi, pastikan dokumen dari pihak sponsor lengkap dan terverifikasi ya. Prosesnya bisa cepat dan gratis asal semuanya jelas dan konsisten.
Dokumen yang Diperlukan untuk Visa Irlandia
Proses visa ke Irlandia cukup ketat, tapi masih masuk akal. Semua dokumen yang dikumpulkan harus berurutan, lengkap, dan beberapa diterjemahkan ke bahasa Inggris oleh penerjemah tersumpah (Sworn Translator) resmi.
Mulai dari dokumen dasar seperti formulir AVATS, Paspor, foto 3.5cm x 4.5cm, hingga dokumen pendukung seperti Itinerary perjalanan, bukti pemesanan tiket, asuransi perjalanan, rekening koran, dan surat keterangan kerja.
Bagian yang paling penting tentu surat undangan dari Google yang berisi detail acara, durasi, tanggungan biaya, serta pernyataan bahwa Google akan menyediakan akomodasi dan transportasi.
Selain itu, saya juga menyertakan beberapa dokumen identitas keluarga seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK), Akta Kelahiran, serta riwayat Visa dan kunjungan ke luar negeri sebelumnya untuk alasan transparansi. Semua ini membantu pihak kedutaan memahami bahwa perjalanan saya murni untuk kepentingan resmi dan bukan kunjungan pribadi.
Rute dan Penerbangan Menuju Dublin, Irlandia
Saya berangkat dari Bandar Udara Radin Inten II (TKG) Tanjung Karang, Bandar Lampung, Indonesia naik maskapai Garuda Indonesia menuju Bandara Soekarno–Hatta (CGK) di Tangerang, Indonesia. Transitnya cukup lama, sekitar 10 jam. Jadi saya punya waktu untuk keliling bandara, istirahat, bahkan sempat mencoba semua kuliner di kantin karyawan (harganya terjangkau banget!).
Dari Jakarta, saya terbang dengan maskapai Qatar Airways menuju Doha (DOH), Qatar. Transit di Doha sekitar 3 jam, cukup untuk foto-foto di bandara yang super ikonik dan megah itu. Lalu lanjut penerbangan Doha, Qatar - Dublin (DUB), Irlandia yang memakan waktu sekitar 8 jam.
Saya tiba di Dublin Airport (DUB) sekitar pukul 6 pagi waktu setempat. Udara pagi di sana dingin dan sejuk, mirip ruangan ber-AC tapi lebih menusuk ke tulang. Jaket parasut yang saya pakai rasanya masih kurang tebal, tapi itu justru yang bikin pengalaman ini terasa nyata.
Kesan Pertama di Dublin, Irlandia. Kota yang Rapi, Tertib, dan Penuh Karakter
Begitu keluar dari bandara dan naik bus menuju hotel, saya langsung terpesona. Dublin, Irlandia benar-benar kota yang rapi dan tenang. Hampir tidak ada tiang listrik atau kabel yang berseliweran seperti di kota-kota Asia; semua kabel ditanam bawah tanah.
Bangunan di sana juga unik, hampir semuanya dibiarkan dari bata tanpa plester, memberi kesan klasik dan hangat. Di jalan, motor sangat jarang. Hanya sesekali terlihat motor seperti Yamaha MT, NMAX, PCX, atau Suzuki Address, sisanya motor gede.
Yang paling banyak justru pejalan kaki dan pesepeda. Orang-orangnya cuek tapi sopan. Kalau kita sedang foto di trotoar, mereka akan menunggu dulu atau bahkan mempersilakan lewat. Meski begitu, warga lokal sempat mengingatkan untuk tetap waspada karena di beberapa area kota masih ada copet.
Menginap di Clayton Hotel Burlington Road
Setelah perjalanan panjang, saya tiba di Clayton Hotel Burlington Road sekitar jam 10 pagi dan langsung check-in. Hotelnya nyaman dan cukup besar, tapi bukan tipe hotel super mewah.
Hotel ini tidak memiliki bidet di kamar mandi, sesuatu yang pasti bikin orang Indonesia harus sedikit "kreatif". Bangunannya juga tidak terlalu tinggi, sekitar 7 lantai. Dari luar terlihat klasik tapi modern di dalam.
Sarapan disediakan khusus untuk peserta acara, sementara makan siang dan malam disiapkan di lokasi event. Lokasinya strategis, dekat ke pusat kota, jadi mudah kalau mau jalan kaki ke tempat-tempat menarik.
Agenda Acara Resmi Google
Acara resmi Google dimulai. Ada banyak sesi menarik seputar produk dan inovasi terbaru dari Google.
Hari pertama membahas hal-hal seperti:
- YouTube: Creating on YouTube – What's Now and What's Next.
- Account: Safer with Google – Enhancing Trust & Control in Online Sign-ins.
- Search: AI Mode and AI Overviews.
- Sore harinya saya mengikuti Tour #4 – Google Campus.
Hari kedua berlanjut dengan sesi seperti:
- Maps & Earth: Basemap Edits Process Overview.
- Dll.
Sayangnya, tidak ada pembaruan khusus untuk Blogger, padahal saya pribadi paling fokus di situ. Tapi tetap, sesi-sesinya membuka wawasan besar tentang arah teknologi dan keamanan Google ke depan.
Sebagai peserta yang diundang langsung oleh Google, saya juga menandatangani perjanjian Non-Disclosure Agreement (NDA). Artinya, saya tidak dapat membagikan secara detail mengenai informasi internal atau pembaruan produk Google yang belum diumumkan ke publik.
Jalan Kaki Keliling Dublin, Irlandia
Saya dan beberapa teman memutuskan untuk jalan kaki keliling kota. Cuaca dingin tapi menyenangkan, membuat perjalanan jauh tidak terasa melelahkan. Setiap sudut kota terasa estetik dan fotogenik.
Trinity College & Book of Kells
Salah satu tempat paling bersejarah di Dublin. Kampus ini berdiri sejak abad ke-16 dan terkenal karena menyimpan Book of Kells, manuskrip beriluminasi dari abad ke-9.
Begitu masuk ke Old Library, suasananya seperti masuk ke dunia film Harry Potter, penuh rak kayu tua dan aroma buku tua yang khas.
St. Stephen's Green & Merrion Square Park
Dua taman ikonik di tengah kota. St. Stephen’s Green luas dan sering dijadikan tempat warga bersantai atau memberi makan angsa.
Sementara di Merrion Square Park ada patung Oscar Wilde yang terkenal, duduk santai di atas batu hijau, spot wajib buat foto.
The Spire dan Grafton Street
The Spire, atau disebut juga "Monumen Cahaya", adalah menara logam setinggi 120 meter di jantung kota Dublin. Dari sana tinggal jalan sedikit ke Grafton Street, pusat belanja dan hiburan.
Banyak musisi jalanan yang main Live di sini, dan bukan kaleng-kaleng, kualitasnya benar-benar seperti penyanyi profesional.
Temple Bar
Meski identik dengan bar, area ini juga punya sisi budaya yang menarik. Banyak galeri seni, toko vintage, dan mural-mural unik yang cocok banget buat foto.
Menariknya, kawasan ini dulu hampir dibongkar total, tapi warga Dublin menolak dan mempertahankannya, sekarang malah jadi ikon kota.
Jembatan Harpa & Grand Canal
Jembatan Samuel Beckett Bridge berbentuk seperti harpa, simbol nasional Irlandia. Uniknya, jembatan ini bisa berputar untuk memberi jalan bagi kapal.
Di sekitar Grand Canal, suasananya tenang, banyak orang makan siang sambil duduk di tepi air.
Vintage Tea Trips & Dublin Mosque
Vintage Tea Trips, bus tingkat klasik yang keliling kota sambil menyajikan afternoon tea.
Rasanya seperti kembali ke masa lalu, elegan dan menenangkan.
Di sela waktu, saya sempat mampir ke Dublin Mosque. Komunitas Muslim di sana sangat ramah dan hangat.
Tur ke Kantor Google Dublin, Irlandia
Bagian paling ditunggu-tunggu yaitu tur ke kantor pusat Google di Dublin, Irlandia. Gedungnya tinggi, luas, dan penuh warna khas Google. Area kantornya dipenuhi ruang kolaborasi, kafe tematik, dan dekorasi yang bikin suasana kerja terasa santai tapi produktif.
Menariknya, pemandu tur kami orang Indonesia asal Jambi yang sudah lama bekerja di Google Irlandia. Mendengar ceritanya soal perjalanan karier dan adaptasi di luar negeri terasa sangat menginspirasi.
Keamanan di dalam kantor sangat ketat. Peserta tidak boleh bersuara terlalu keras atau memotret sembarangan, karena banyak ruangan digunakan untuk meeting internal. Tapi itu justru menunjukkan betapa profesional dan terorganisirnya lingkungan kerja di sana.
Pesta Penutupan yang Tak Terlupakan
Di akhir acara, Google menutup semuanya dengan pesta santai di beberapa tempat terkenal seperti William Searson dan Café en Seine. Semua tempat itu dibooking khusus hanya untuk peserta.
Makanan disajikan buffet, bisa ambil sepuasnya. Untuk minuman beralkohol, peserta diberi 3 tiket masing-masing, saya tidak minum, jadi tiket saya kasih ke teman. 😄.
Suasananya meriah tapi hangat. Banyak ngobrol, foto bareng, dan bertukar cerita dengan peserta dari berbagai negara. Ini jadi malam penutup yang sempurna sebelum pulang ke Indonesia.
Hal-Hal Unik yang Saya Temukan di Dublin, Irlandia
Ada beberapa fakta menarik yang mungkin belum banyak diketahui orang Indonesia:
- Hampir tidak ada tiang listrik atau kabel semrawut, karena semua instalasi ditanam di bawah tanah.
- Bangunan lebih sering dibiarkan berbata asli tanpa plester, membuat kesan klasik dan berkarakter.
- Motor jarang sekali, mayoritas warga jalan kaki atau bersepeda.
- Warga sangat menghargai pejalan kaki, bahkan rela berhenti kalau kita sedang foto di trotoar.
- Pesepeda banyak banget, bahkan banyak sistem penyewaan sepeda otomatis di tiap sudut kota.
- Kota ini benar-benar rapi, tertib, tapi tetap punya kehangatan khas Eropa.
Akhir Kata = Penutup
Perjalanan ke Dublin ini bukan sekadar undangan acara, tapi pengalaman hidup yang membuka mata saya tentang budaya, profesionalisme, dan cara kerja global Google. Dari drama visa, transit panjang di Doha, udara dingin Dublin yang sejuk, jalan kaki tanpa lelah, sampai tur di kantor Google yang inspiratif, semuanya terasa berharga.
Saya pulang dengan banyak foto, cerita, dan motivasi baru. Dan meski kali ini belum ada update untuk Blogger (platform yang paling saya cintai), saya yakin masih banyak peluang ke depan.
Dublin memberi pelajaran sederhana tapi penting: modernitas bisa hidup berdampingan dengan sejarah, dan kerja keras akan selalu menemukan jalannya, bahkan sampai ke markas Google di Irlandia. 🇮🇪✨.
Kalau kalian penasaran tentang proses keberangkatan, pengurusan visa, atau sekadar ingin tahu pengalaman pribadi saya selama di Irlandia, silakan tinggalkan pertanyaan di kolom komentar. Saya senang banget bisa berbagi cerita dan menjawab pertanyaan teman-teman yang mungkin juga punya rencana ke Eropa atau ingin tahu lebih dalam tentang acara Google ini.